Madiun – Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang penyakit demokrasi diantaranya adalah isu sara, berita bohong atau hoax, kampanye hitam ( black campaign ), politik uang ( money politics ) dan meminimalkan praktek – praktek yang bisa mencederai demokrasi. Maka Bawaslu ( Badan Pengawas Pemilihan Umum ) mengadakan sosialisasi kepada masyarakat melalui budaya lokal nada dan canda bersama campur sari Kirun Cs dengan lakon Caleg Gagal Fokus, yang mana acara ini bertempat di Alun – Alun Kota Madiun dan dimulai pada pukul 20.25 wib.
Acara ini dihadiri oleh Walikota Madiun Drs H. Maidi, SH, MM, M.Pd, Muhammad Ikhwanuddin, S.Ag selaku Komisioner Bawaslu Provinsi Jawa Timur, Bawaslu dari Kab. Pacitan, Bawaslu dari Kab. Ngawi, Porpimda, OPD, Kim ( Kelompok Informasi Masyarakat ) Madiun. Dengan adanya acara ini dapat menambah antusias warga masyarakat yang turut hadir dan turut serta meramaikan.
Acara ini dibuka oleh H. Maidi, MPd selaku Walikota Madiun, Kokok Heru Purwoko, S.H, M.H selaku Ketua Bawaslu Kota Madiun, Muhammad Ikhwanuddin selaku Komisioner Bawaslu Provinsi Jatim dengan memukul gong.
Kokok Heru Purwoko selaku Ketua Bawaslu Kota Madiun meminta agar masyarakat memilih pemimpin atau wakil rakyat yang merakyat, bukan malah yang menipu rakyat. “ harapan kami ke depan, masyarakat Kota Madiun cerdas dalam memilih pemimpin atau wakil kita, wakil rakyat, pilihlah yang merakyat. Bukan pemimpin atau wakil yang menipu rakyat”, katanya. Adapun harapan Kokok, supaya masyarakat juga memilih pemimpin yang amanah bukan yang suka marah, pemimpin yang berkualitas bukan yang mementingkan isinya tas, dan memilih pemimpin dengan mata hati bukan dengan mata uang. Untuk menambah pengetahuan demokrasi kepada masyarakat, maka Bawaslu Kota Madiun akan membentuk kampung pengawasan partisipatif dan kampung tolak politik uang.
Adapun sambutan dari Muhammad Ikhwanuddin, S.Ag selaku Komisioner Bawaslu Provinsi Jawa Timur mengatakan bahwa pemilu dapat dikatakan berhasil jika memiliki aturan yang jelas, ada peserta pemilu, ada partisipasi pemilih dan penyelenggara pemilu memiliki profesionalisme dan berintegritas. Selain itu beliau juga mengatakan penyelenggara pilpres dan pileg di Jawa Timur beberapa waktu lalu berjalan lancar sehingga Bawaslu tidak pernah mengeluarkan kartu merah, meski beberapa kali sempat mengeluarkan kartu kuning. “ kartu merah tidak sampai kita keluarkan kalau kartu kuning banyak sekali kita keluarkan. Bawaslu mengawasi kampanye, APK yang tidak tertib”, katanya. Pelanggaran yang pernah terjadi pada pemilu lalu antara lain ketidak netralan ASN, TNI, Polri dan Kades, kata Ikhwanuddin. Jum’at malam ( 15/11/2019 ). ( Rosi )